Kemenperin Apresiasi Industri Semen Terapkan Teknologi Ramah Lingkungan

Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus menggerakkan peningkatan industri hijau dalam usaha menyuport loyalitas pemerintahan buat turunkan emisi gas rumah kaca (GRK). Satu diantara jalannya ialah lewat inovasi dalam menaikkan efesiensi dalam pemakaian energi listrik di industri dengan pendayagunaan tehnologi Waste Heat Recovery Power Generation (WHRPG).

“œPemerintah Indonesia mempunyai komitmen buat turunkan emisi GRK dari bidang industri semen sejumlah 2,75 juta ton CO2-eq dengan usaha berdikari atau 3,25 juta ton CO2-eq dengan support internasional di tahun 2030,” kata Kepala Tubuh Standarisasi dan Keputusan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin, Doddy Rahadi waktu mengikuti pengesahan project WHRPG di pabrik semen PT. Conch South Kalimantan Cement (CSKC), Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, Selasa (16/5).

Kepala BSKJI memberikan, Kemenperin memberi animo terhadap PT. CSKC yang menyuport loyalitas pemerintahan dalam pengurangan emisi GRK dengan gunakan pembangkit listrik ramah pada lingkungan WHRPG memiliki 7 sampai 11 megawatt (MW) yang dibuat dari posisi produksi klinker di pabrik senilai 2 x 3200 ton/hari.

“œProyek WHRPG yang dibikin oleh PT CSKC ini bisa mengganti gas tersisa jadi energi listrik yang lantas dipakai ulang untuk keperluan produksi pabrik semen,” pungkasnya. Soal ini searah dengan usaha pemerintahan yang sedang membuat metode kelistrikan hijau rendah karbon serta ramah dengan lingkungan selaku sisi dari prinsip nasional untuk menghambat pemanasan global.

Baca Juga :  Wamendag Mengunjungi Discover North Sulawesi

“œTransisi energi jadi rumor besar di negeri serta bisa memberi keinginan anyar perihal hari esok lingkungan, sosial, dan ekonomi yang lebih bagus menjadi resiko aturan perpindahan sumber energi dari fosil ke energi terbarukan,” ujar Doddy.

Pada Peluang yang serupa, Direktur PT. CSKC Wang Hongyu menyatakan, perusahaan punya komitmen buat kurangi emisi karbon sesuai Undang-Undang (UU) Nomor 71 Tahun 2021 dan Aturan Presiden Nomor 98 Tahun 2021 yang memutuskan sasaran pengurangan emisi gas rumah kaca di Indonesia. “œOleh karena itu, kami mengimplementasikan beberapa langkah dalam kurangi emisi karbon di perusahaan, diantaranya pembangunan WHRPG,” tukasnya.

WHRPG sebagai tehnologi ramah pada lingkungan yang sanggup memakai panas gas membuang proses dari pembakaran atau proses produksi sebagai energi pembangkit listrik. Peningkatan sarana WHRPG menjadi inovasi PT CSKC dengan mengganti gas membuang jadi energi listrik.

“œTidak tanggung-tanggung, pembaharuan pembangkit listrik WHRPG ini bisa mendatangkan energi listrik sekalian jaga kelestarian lingkungan lewat pengurangan emisi gas CO2 yang disebut satu diantaranya supply energi listrik yang punya sifat terbarukan,” ujar Wang Hongyu.

Menurutnya, project alih bentuk tekhnis pembangkit tenaga panas di PT. CSKC ini memakai kotoran panas boiler temperatur rendah dan bertekanan rendah, dan gunakan tehnologi pembangkit listrik turbin bertekanan rendah.

Setelah konstruksi usai, unit WHRPG diinginkan bisa mengirit 50.000 ton batubara tiap tahun di power plant, mengirit ongkos pembelian batubara sejumlah Rp33 Miliar, dan kurangi emisi karbon dioksida sejumlah 108.000 ton. “œTentunya dengan mengimplementasikan peningkatan usaha hijau serta rendah karbon, bakal menungkatkan efektivitas proses yang berada pada PT. CSKC,” tambah Wang Hongyu. (Red)