Unesa Luncurkan Aplikasi Khusus Disabilitas Pertama di Indonesia

SURABAYA_portalwartawan.com ““ Selaku wujud perhatian paling tinggi untuk penyandang disabilitas atau murid berkebutuhan teristimewa, Kampus Negeri Surabaya (Unesa) luncurkan tiga pengembangan sektor disabilitas berbentuk program pertama di Indonesia.

Peluncuran program khusus disabilitas itu dijalankan bertepatan dengan penetapan Guru Besar Unesa pada Selasa, (28/02/23) di Universitas Lidah Kulon Unesa.

Wakil Rektor Sektor Rencana dan Kerja sama-sama UNESA era 2018-2022, Prof. Sujarwanto mengatakan kalau, perubahan ini adalah hasil penelitian club bekerja sama-sama dengan share partner dan ahli luar negeri waktu tiga tahun akhir.

“œAplikasi ini udah ada di Playstore serta setahunya saya yang khusus buat guru sekolah fantastis tidak berada pada Indonesia. Dapat di sebut, ini yang pertama di Indonesia,” ujar Prof. Sujarwanto.

Menurut Prof. Sujarwanto, ke-3 program itu yakni In-Mhare atau (Inclusive Mobile Health for Teacher) adalah program berbasiskan android yang dapat menolong guru sekolah hebat (SLB) untuk mengurus depresi saat hadapi murid berkebutuhan pribadi.

In-Mhare miliki tiga spek inti ialah, self report, self healing dan evaluation. Terapan ini dapat dicapai guru meskipun tiada hubungan dengan internet. Sampai, guru dapat tatap muka seterusnya waktu guru mengenyam depresi atau ketakutan lanjut. Ini dapat buat guru di bermacam negara, sementara bahasa yang siap, Indonesia, Thailand dan Inggris.

Kedua, Gusi atau guru inklusi, sebagai program self-assessment berbasiskan android yang dapat dipakai buat menelaah pengalaman guru dalam mengurus evaluasi management inklusi, maka dari itu hasil asesmen dapat jadi bahan kajian buat mendukung proses evaluasi.

Baca Juga :  Mendikbudristek Optimistis Pendidikan dan Pelatihan Vokasi Semakin Terakselerasi

Aplikasi Gusi berisi beragam jenis materi keterangan mengenai tupoksi guru pemandu spesial yang diatur dosen dan pegiat professional. Ada juga menu tes wawasan, quesioner, score dan saran evaluasi serta materi.

Ketiga, Virtual Reality (VR) Bina Gerak buat anak cerebral palsy type spastik. Terapan ini diperkembangkan buat menangani persoalan anak penyandang cerebral palsy dengan keadaan spastik diplegia di ke-2 kaki buat meyakinkan ketrampilan motorik maka dari itu berkembang dengan bagus.

“œSemoga, ke-3 terapan pengembangan saya serta club ini dapat memberinya kegunaan dan kemudahkan banyak guru di SLB dan penyandang disabilitas,” ungkapkan Prof. Sujarwanto. (*)

· Pewarta : Ikhlas W · Poto : Spesial · Penerbit : Dwito