Dana Rp 8 T KSP Sejahtera Dirampok, Eh Dibeliin Tanah & Hotel

portalwartawan.com – Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) mengutarakan, terjadi penyimpangan dana banyak korban Koperasi Taruh Pinjam Sejahtera Bersama (KSP-SB).

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki menyebutkan, dana banyak anggota koperasi difungsikan untuk beli asset property oleh beberapa pengurusnya.

“Jadi uang koperasinya diinvestasikan di perusahaan punya pengurus, maka dari itu covid tempo hari diinvestasikan di property, di hotel, tanah dan lain-lain,” katanya di gedung DPR RI Jakarta, Selasa (14/2).

Penyelewengan dana yang tak bertanggung-jawab oleh banyak pengurus bikin Koperasi Taruh Pinjam Sejahtera Bersama (KSP-SB) alami tidak berhasil bayar. “Hingga tempo hari ada COVID, ya tidak sukses bayar,” katanya.

Teten mengatakan, perkara KSP-SB menjadi satu diantara kejadian tidak berhasil bayar yang memberikan kerugian korban sekitar 185.000 orang dengan keseluruhan rugi menggapai Rp 8 triliun.

“Kita mengetahui nyatanya asset itu nilainya tidak sebesar yang ditulis, juga termasuk tidak dipunyai koperasi,” ucapnya.

Teten menambahkan, saat dilaksanakan kontrol oleh Pusat Laporan serta Kajian Bisnis Keuangan (PPATK), asetnya tidak terkuasai koperasi akan tetapi oleh pengurus.

Dengan begitu, faksinya menyarankan ada koreksi undang-undang (UU) koperasi supaya mempunyai kekuasaan buat memantau. “Lantaran sampai kini kan pemantauan dijalankan oleh koperasi tersebut . Maka penting peralihan biar koperasi itu lebih bagus, koperasi itu dapat sama dengan korporasi,” sebutnya.

Baca Juga :  Meriahnya Pembukaan Onitsuka Tiger di TSM Makassar, Hadirkan Artis Ibukota

Sebagai data, perkara Koperasi Taruh Pinjam Sejahtera Bersama (KSP-SB) jadi salah satunya kejadian tidak berhasil bayar yang bikin rugi sejumlah korban. Korban dari KSP-SB ini diperkira capai seputar 186 ribu orang. Jumlah korban ini lebih banyak dari KSP Indosurya yang kurang lebih 23 ribu orang, sementara dana yang digelapkan informasinya capai Rp 8 triliun.