Dikukuhkan Sebagai Professor, Kamaluddin Abunawas: Penguasaan Bahasa Arab Turunkan Preferensi Politik Liberal

#image_title

Portal Wartawan, MAKASSAR – Prof. Kamaluddin Abunawas, Wakil Rektor Bidang Akademik UIN Alauddin Makassar, resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam bidang Linguistik Arab pada Fakultas Adab dan Humaniora.

Ia dikukuhkan melalui sidang senat terbuka luar biasa oleh Rektor, Prof Hamdan Juhannis di Auditorium, Kampus II UIN, Selasa 28 November 2023.

Pengukuhan ini merupakan pengakuan atas kontribusi luar biasa Prof. Kamaluddin dalam pengembangan ilmu linguistik Arab di Indonesia.

Dalam pidatonya, Prof Kamaluddin Abunawas membahas Kekuatan Mahasiswa Islam Indonesia terhadap Perubahan Demografi: Hubungan antara penguasaan bahasa Arab, Regiulitas dan Preferensi Politik.

Ia menjelaskan, penguasaan bahasa Arab berpengaruh positif terhadap tingkat religiusitas dan ketakutan akan perubahan demografis di kalangan mahasiswa.

Namun, menariknya kata Mantan Wakil Direktur Pascasarjana ini, penguasaan bahasa Arab juga terkait dengan penurunan preferensi politik liberal di kalangan mahasiswa.

Selain itu, lanjut Kamaluddin temuan menunjukkan bahwa religiusitas mahasiswa tidak memiliki korelasi langsung dengan preferensi politik mereka.

Meskipun demikian, penguasaan bahasa Arab dapat mengurangi ketakutan akan perubahan demografis melalui pesan-pesan pluralisme yang terkandung dalam kitab suci Islam.

“Perlu dicatat bahwa, meskipun toleransi terhadap kemanusiaan merupakan ajaran dasar Islam, terdapat sikap yang lebih rendah terhadap pandangan liberal. Temuan ini diperkuat oleh hubungan negatif antara pandangan liberal dalam preferensi politik dan ketakutan akan perubahan demografis,” jelasnya.

Baca Juga :  Poltekpar Makassar Gelar Bimtek Pengembangan Pengelolaan Desa Wisata di Kabupaten Penajam Paser Utara

Meski begitu, penelitian ini dihadapkan pada batasan metodologis, di mana formulasi dan interpretasinya tidak memenuhi semua kriteria kualitas.

Oleh karena itu, diperlukan diskusi lebih mendalam untuk mendapatkan pandangan holistik mengenai akumulasi ketakutan akan perubahan demografis oleh mahasiswa dari waktu ke waktu.

Prof Kamaluddin berharap, penelitian masa depan dapat mengatasi batasan ini dengan melibatkan studi panel pada waktu yang berbeda dan mempertimbangkan perbandingan berdasarkan usia serta jenis kelamin.

“Hal ini akan memberikan wawasan yang lebih komprehensif terkait perubahan sikap dan pandangan mahasiswa terhadap isu-isu tersebut,” pungkasnya.