Jodohkan dengan Industri Besar, Kemenperin Pacu IKM Logam Naik Kelas

Jakarta – Kementerian Perindustrian terus menaikkan daya saing industri kecil serta menengah (IKM) logam lewat saranai kooperasi dengan industri besar. Saranai kooperasi ini memiliki tujuan buat menguatkan andil penting IKM dalam usaha memajukan kecepatan kemajuan ekonomi, kestabilan sosial, dan peningkatan bidang swasta yang aktif.

“œKemenperin aktif memecut biar IKM kita dapat naik kelas dan jadi sisi dari rantai suplai industri besar. Ini buat mengoptimalkan kontributor output IKM pada industri serta ekonomi wilayah atau nasional,”kata Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Beragam (IKMA) Kemenperin, Reni Yanita di Surakarta, Jawa tengah, Jumat (7/7).

Reni mengutarakan, Ditjen IKMA dengan teratur memberikan sarana kolaborasi IKM dengan industri besar buat membuat pelaksana IKM yang produktif serta punya daya saing. Lantaran, lewat kooperasi ini, IKM pula bisa mendapat ketetapan pasar dan suplai bahan baku.

“œSelain itu, kerja sama bisa mengegas IKM biar punyai tanggung-jawab di dalam mengerjakan pembetulan kualitas dan jumlah dengan terus-menerus, implikasi struktur management, kenaikan SDM, akses info, technologi, tentang pembuatan izin dan hal yang lain sesuai keinginan dari partnernya,” ucapnya.

Guna sampai tujuan itu, Ditjen IKMAmenggelar Jumpa Usaha dalam rencana Saranai Kerja sama IKM Logam denganIndustri Besar di Solo Raya di 4-5 Juli 2023. Di aktivitas ini, Ditjen IKMA bersinergi dengan Dinas Koperasi, UMKM serta Perindustrian Kota Surakarta, Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA), dan Kamar Dagang Industri Kota Surakarta.

Baca Juga :  IHSG ditutup menguat didorong rilis data Indeks Keyakinan Konsumen RI

Adapun dari faksi perusahaan yang terturut, diantaranya PT. Toyota Motor Manufaktur Indonesia, PT. Yogya Tepat Teknikatama Industri, ATMI Grup, PT. Perkebunan Nusantara III (Holding), PT. Pupuk Indonesia (Persero), PT. Indospring Tbk, PT. Indoprima Gemintang Engineering, serta CV. Julang Marching Pratama.

“œPara pembicara dari perwakilan industri besar memberikan perubahan industri manufacturing nasional, persyaratan dan mekanisme kolaborasi, dan kepentingan elemen yang miliki potensi disuplai oleh IKM,” tambah Reni. Pekerjaan Jumpa Usaha ini di ikuti sejumlah 44 orang peserta dari 22 IKM logam di Solo Raya, yang berusaha di sektor industri fabrikasi mechanical part, sparepart, precision part, mould, dies, pattern automasi serta permesinan.

“œTemu usaha ini sebagai tindak lanjut dari Nota Kesepakatan di antara Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menegah (Kemenkop UKM), Kementerian Perindustrian, serta Kementerian BUMN terkait Kerja sama Koperasi, UMKM/IKM dalam Rantai Suplai BUMN yang diberi tanda tangan di 3 September 2021 lalu,” tuturnya.

Tercatat sejak mulai 2018, Ditjen IKMA sudah beri fasilitas kolaborasi 18 IKM logam serta mesin dengan 11 industri besar, baik itu perusahaan BUMN atau swasta, dengan ruang cakup salah satunya pengadaan alat perkakas pertanian dan perkebunan, pengadaan produk casting pump, pengadaan elemen alat kesehatan, pengadaan bahan baku, pemasokan bagian alat berat dan penyiapan jasa penyempurnaan serta part mechanical.

Baca Juga :  Indonesia Siap Gaet Wisman Melalui “Arabian Travel Market Dubai 2023”

“œKami mengharapkan kesempatan berikut jadi waktu yang benar untuk IKM untuk mengenal type dan spek elemen yang dapat disuplai, gagasan kepentingan penyediaan di industri besar, syarat standard, dan mekanisme procurement dari perusahaan BUMN selanjutnya bisa jadi sisi dari rantai suplai BUMN,” berani Reni.

Dalam peluang yang masih sama, klub Ditjen IKMA ikut melihat penandatanganan Nota Kesepakatan di antara PT. YPTI dengan PT. Indotech Trimitra Kekal dalam rencana peningkatan persediaan chain elemen mesin CNC dan roasting kopi. “œUntuk memberikan dukungan kesuksesan kooperasi IKM dengan industri besar, memang butuh ambisi yang kuat dari seluruh pihak dan stakeholder berkaitan untuk berbarengan menggerakkan IKM yang mempunyai potensi buat diperkembangkan,” singkap Reni.

Sebelum implementasi bertemu usaha, club Ditjen IKMA bersama dengan perwakilan dari industri besar berkunjung tiga IKM logam, ialah CV. Kurnia Tehnik, PT. Kerjasama Solo Sejahtera dan CV. Sidodari Berdikari. Pada saat yang serupa, pula dilaksanakan lawatan ke Politeknik ATMI Surakarta. “œKunjungan industri dijalankan saat sebelum diselenggarakannya bertemu usaha supaya perusahaan industri besar, baik perusahaan BUMN ataupun swasta, bisa lihat secara langsung kemampuan dari IKM di Solo Raya ini,” terang Reni.

Di samping itu, untuk menyediakan kebolehan IKM saat sebelum berpartner, Ditjen IKMA terus-menerus melangsungkan pelbagai program pembimbingan diantaranya tuntunan tekhnis dalam usaha kenaikan potensi tekhnis produksi, saranai mesin/perabotan untuk optimasi efektivitas dan daya produksi, dan pengiringan tenaga pakar dalam rencana peningkatan produk.

Baca Juga :  Wawancara dengan Nikkei Asia, Menkeu Ungkap Peranan Indonesia dalam Keketuaan ASEAN 2023

Setiap tahun, Ditjen IKMA pun memberinya layanani restrukturisasi mesin perlengkapan yang berikan diskon pembelian mesin buat kenaikan tehnologi, dan memberikan sarana dalam program promo yaitu dengan masuk ke dalam pasar e-commerce, dan e-procurement BUMN serta pameran industri.

Direktur IKM Logam, Mesin, Electronica dan Alat Angkut Ditjen IKMA Kemenperin, Awal Hanggandari mengharap saranai kolaborasi IKM dengan industri besar bisa mendongkel andil IKM saat proses pemasokan industri besar. “œAgar pengadaaan barang serta jasa nanti dikuasai oleh beberapa produk dalam negeri, juga bisa menukar produk import,” tutur Awal. (Red)