Bisnis  

PDAM Sragen Komitmen Naikkan PAD 2023, Segini Targetnya

Sragen — Perusahaan Air Minum Wilayah (PDAM) Tirtonegoro Kabupaten Sragen memiliki komitmen tingkatkan Penerimaan Asli Wilayah (PAD) pada tahun 2023 dengan mengusahakan perolehan keuntungan, walau mesti lakukan efektivitas biar perusahaan lagi jalan.

Hal itu dikatakan Dirut PDAM Tirtonegoro, Hanindya Heru Prayitno, di celah pekerjaan Training Motivasi yang dikunjungi oleh seluruhnya pegawai dan karyawati PDAM Sragen, di Ndayu Park, Sabtu (17/6/2023) siang.

“Tahun kemarin kita udah menambah PAD, serta tahun ini kita pun loyalitas naik serta tidak bisa turun. Tahun yang lalu PAD kami Rp 2,7 miliar, dan tahun ini (2023) prinsip kami jadi Rp 2,85 miliar,” ungkapkan Hanindya Heru Prayitno -seperti dikutip situs sragenkab.go.id.

Walaupun dianggap beberapa tantangan yang ditemui waktu ini, termaksud halangan paling berat seperti halangan external, ialah jumlah pembangunan Pamsimas lewat dasar ingatan atau dana masukan DPRD.

“Kami kerjakan pendekatan. Ketentuannya terang, untuk Pamsimas tak bisa bekerja di tempat PDAM. Bila loyalitas telah kita pegang bersama, karena itu Pamsimas bekerja di lokasi luar PDAM,” katanya.

Namun menurut Hanindya, tidak tutup kemungkinan bersinergi dengan DPRD. Seperti faksinya bisa mengerjakan pengaturan dana masukan, dengan demikian program air bersih masih tetap bisa jalan dan tak bikin rugi warga.

Jumlah pelanggan PDAM Sragen lebih kurang 70.600 tambahan serta baru dapat layani 19 kecamatan. Waktu ini cuman Kecamatan Miri yang masih belum terlayani.

Baca Juga :  Organic Traffic, Meningkatkan Lalu Lintas Situs Web Secara Alami

“Kami sedang lakukan visibilities studi atau study kelaikan dari mitra kami PT Oasen dari Belanda buat pemrosesan air Waduk Kedung Ombo. Di Miri kelak, di banyak dusun akan memakai sumur dalam meski debet airnya kecil. Kita akan berhitung investasi untuk waktu panjangnya. Walaupun dari segi usaha kurang janjikan kami tambah lebih ke arah berikan service terhadap rakyat,” paparnya.

Soal pemakaian air di Kabupaten Sragen, Hanindya mengatakan, nyaris 95% diambil dari sumur dalam, sedang 5%-nya ambil air permukaan dari sumber air Gumeng (Karanganyar). Sumber air baku dari sungai ataupun waduk belum sempat dikeloala karena selesai dilaksanakan visibilities studi ongkosnya semakin lebih besar.

“Sehabis dijalankan visibilities studi di WKO, sangat banyak kotoran dari keramba maka tak wajar buat dikendalikan air bersih. Karena itu banyak kita melakukan air sumur dalam. Kalau tak teraih FCR (Full Biaya Recovery) bakal dijalankan bantuan silang dari selatan Bengawan ke arah utara Bengawan Solo,” katanya.

Selanjutnya buat hadapi rintangan intern ialah berkurangnya kemampuan banyak pekerja yang bekerja waktu di atas lapangan, karena itu faksinya memberi motivasi untuk mempertingkat semangat pegawai itu supaya semangat kerja perusahaan bertambah baik kembali.