Boyolali — Satu kembali adat budaya orang Kabupaten Boyolali yang patut dipertahankan ialah acara Kirab Tumpeng Agung dalam rencana Merti Desa yang diadakan oleh orang Dukuh Kebun Agung, Dusun Bandung, Kecamatan Wonosegoro. Pekerjaan itu sebagai skedul teratur tahunan yang dipertunjukkan di Sabtu (15/7/2023) di dukuh di tempat menjadi bentuk rasa sukur ke Si Pembuat dan ingin keberkahanNya.
Ditemui di selang acara, Kepala Desa Kebun Agung, Mudzakir memperjelas, pekerjaan kirab itu sertakan Permufakatan Pimpinan Kecamatan (Muspika) Wonosegoro, beberapa petinggi tingkat Kabupaten, dan seluruhnya masyarakat Dukuh Kebun Agung. Tumpeng atau gunungan yang didugab sebagai hasil bumi penduduk seperti padi, singkong, jagung dan hasil bumi yang lain ditanamkan oleh masyarakat di tempat.
“Biar dalam pekerjaan tahunan ini, kirab hasil bumi itu jadi sebuah berkah untuk seluruhnya petani orang Kebun Agung pada umumnya,” ucapnya.
“Kita wujud suatu tumpeng atau gunungan itu ialah menggambarkan pelbagai faktor penduduk, bermacam elemen hasil bumi itu kita mengumpulkan biar jadi satu kemampuan pula rasa sukur sebab itu di atas itu lancip berarti kita ke arah Yang Maha Kuasa,” sambungnya.
Sementara itu, Bupati Boyolali M Said Hidayat yang ikut mengikuti acara itu menilai keguyuban dalam penyelenggaraan kirab budaya yang diselenggarakan desa Kebun Agung. Untuknya, itu sebagai salah satunya bentuk implikasi semangat bangun Boyolali Metal.
“Ini semestinya bisa jadi contoh se-Kabupaten Boyolali ini dalam rencana bagaimana mempertahankan semangat persatuan dan kesatuan dan melindungi beberapa nilai budaya etika yang perlu kita menjaga,” ungkapkan Bupati Said -seperti diberitakan halaman boyolali.go.id.
Untuk ditemui, di pekerjaan kirab budaya Tumpeng Agung itu, ikut digelar juga publikasi rokok ilegal dari Kantor Bea Cukai Surakarta. Publikasi itu bertujuan biar rakyat lebih hati-hati dan mengenali bahaya rokok ilegal.
